Seni hadroh merupakan salah satu kesenian tradisi di kalangan umat Islam. Hadroh selalu menyemarakkan acara-acara Islam seperti peringatan Maulid Nabi, tabligh akbar, perayaan tahun baru hijriyah, dan peringatan hari-hari besar Islam lainnya. Sampai saat ini Hadroh telah berkembang pesat di masyarakat Indonesia sebagai musik yang mengiringi pesta pernikahan, sunatan, kelahiran bayi, acara festival seni musik Islami dan dalam kegiatan ekstrakulikuler di sekolahan, pesantren, remaja masjid dan majelis taklim.
Hal inilah yang dikembangkan di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Al-Muttaqiy NW sabagai kegiatan ekstrakurikuler rutin mingguan yang di lakukan setiap malam Ahad. Kegiatan ini merupakan penyaluran bakat seni bagi santri dan sebagai hiburan disela-sela kesibukan santri menghapal berbagai macam matan kitab, nadzoman, dan Al-Qur’an.
Secara historis, hadroh atau yang sekarang ini kita kenal dengan musik terbangan atau rebana, sudah dikenal sejak masa Nabi Muhammad SAW. Keragamanan praktik keagamaan di Indonesia erat kaitannya dengan budaya. Inilah yang disebut dengan relasi antara agama dan budaya yang menghasilkan akulturasi.
Fenomena shalawatan santri melalui latihan hadroh merupakan perwujudan penghormatan dan kecintaan terhadap sosok Rasulullah Muhammad SAW yang terlihat kegiatan rutin latihan hadroh. Kegiatan shalawatan dan latihan hadroh merupankan pelestarian dan penghayatan pada hadist tentang keutamaan bershalawat pada Nabi Muhammad SAW.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar